Sabtu, 27 April 2013

Cerpen Karyaku "Persahabatan BOLA"

Cerita ini mengisahkan tentang sekelompok sahabat  Adi, Bima, Reno, dan Dion yang memiliki kemampuan di dalam bermain sepak bola. Mereka sudah sejak lama bersahabat dan bersama-sama berlatih sepak bola dari kecil. Suka dan duka di lewati bersama dalam bermain sepak bola. Bahkan mereka sering memenangkan pertandingan bersama dengan kekompakkan mereka. Namun Bima adalah sosok sahabat yang keras hati , tapi tidak membuat ketiga sahabatnya menjauhinya. Pada suatu hari diadakan pertandingan sepak bola nasional. Dan mereka pun di seleksi selama 1 bulan. Seleksi ini di ambil hanya beberapa orang untuk bertanding di tingkat nasional. Sehingga mereka harus bersaing secara individu agar dapat meraih impian mereka. Sanggupkah mereka mempertahankan persahabatan mereka ditengah kompetisi ???

Berawal dengan PERSAHABATAN Berakhir dengan PERCINTAAN



Sinopsis Cerita :
Drama ini mengisahkan tentang empat anak muda Luna , Nuri , Bagas , dan Rio. Mereka telah bersahabat semenjak SMP. Hubungan keempatnya sangatlah dekat. Mereka melanjutkan SMA di sekolah yang sama. Luna, Bagas, dan Rio mengambil jurusan IPS, sedangkan Nuri mengambil jurusan IPA. Selain satu sekolah, mereka juga mempunyai hobi yang sama, sehingga membuat mereka semakin dekat dan saling mengenal satu sama lain.
Tak disangka ternyata Bagas mendapat kesempatan sekelas dengan Inka, cewek cantik disekolahnya. Kesempatan ini digunakan Bagas untuk melakukan pendekatan dengan Inka. Selama Bagas melakukan pendekatan dengan Inka banyak perubahan yang terjadi pada dirinya, termasuk mengesampingkan sahabat-sahabatnya. Hal itu membuat hubungan Bagas dengan ketiga sahabatnya menjadi memburuk.
Luna yang selama ini menjadi sahabat terdekat Bagas mulai merasakan sangat kehilangan sosok Bagas. Dan perasaan kehilangan itu bukan sekedar perasaan biasa saja. Luna baru menyadari bahwa sebenarnya dia sangat menyayangi Bagas. Dan perasaan sayangnya itu bukan sekedar perasaan sayang terhadap seorang sahabat, tapi lebih dari itu.

Minggu, 07 April 2013

Contoh Iklan Rokok


Matikan rokokmu sekarang !
Sebelum rokok yang mematikanmu !








Kenangan KKN di Desa Mangkurakyat, Cilawu, Garut


Krik Krik” Kelompok 11 Desa Mangkurakyat, 
Kec. Cilawu, Kota Garut

P2M (Pengabdian diri Pada Masyarakat) atau yang biasa di kenal dengan sebutan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dua istilah yang berbeda namun mengandung arti yang sama. Itulah salah satu kegiatan wajib yang harus aku ikuti di Politeknik LP3I Bandung ini. Segala keluhan dan pemikiran yang negative tentang hari-hari baru yang akan aku jalani pun mulai meracuni pikiranku seiring berjalannya waktu mendekati hari H tersebut. Alhamdulillah, aku salah satu yang beruntung bisa satu kelompok dengan salah satu rekan Humasku. Sebut saja Rika. Kami berdua akan memulai kehidupan yang baru bersama orang-orang baru pula di sebuah Desa Mangkurakyat, Kecamatan Cilawu, Kota Garut.
22 maret 2013. Yah, hari itu pun tiba. Saatnya menarik koper ke sebuah Truk TNI. Tanpa berpikir panjang, aku langsung memasuki lorong truk tersebut. Padat dan terasa sumpek. Penuh dengan beberapa orang yang mungkin tidak begitu saling mengenal antara satu sama lain. Aku nekatkan diri untuk saling bertegur sapa, bercanda, dan bertukar cerita dengan beberapa teman seangkatanku di truk tersebut. Yah, hanya teman seangkatan saja dulu untuk sementara. Hatiku belum tersentuh untuk saling bertegur sapa dengan seniorku, mungkin nanti.Badmood Part 1.
Tempat persinggahan kami yang pertama adalah sebuah pendopo yang terletak tidak jauh dari sebuah alun-alun kota Garut. Begitu truk yang membawaku bersandar di lantai aspal pendopo, aku segera bergegas turun untuk menemui sahabat-sahabat terbaikku di Humas. Yah, siapa lagi yang akan aku temui selain mereka. Bosan ataupun tidak, aku rasa tidak ada pilihan lain selain menyetorkan wajahku pada mereka yang ku sayang. Serasa berat untuk membiasakan hidup jauh tanpa mereka. Tak bisa terbayangkan bagaimana hidupku nantinya dengan orang-orang baru, apalagi bergabung dengan senior maupun teman-teman dari prodi lain, dan yang paling ku rasa begitu berat, adalah beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Badmood Part 2 .
Terik sang surya yang berdiri tegak di atas ubun-ubun kepalaku membuat aku semakin mantap mengurungkan senyumku. Tiba saatnya aku berada di sebuah kantor desa Mangkurakyat. Ku lihat sekeliling sekelompok anak yang asyik bermain bola, dan beberapa di antaranya yang terlihat penasaran dengan kedatangan kami. Di tambah lagi suasana rekan-rekan sekelompok yang mulai sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang sibuk dengan barang bawaannya, ada yang asyik berfoto-foto, dan hanya aku yang duduk termenung memandangi kalender handphoneku. Kapan saatnya pulang ? Badmood Part 3.
Hari terus berganti dengan seenaknya. Tidak terasa dua hari sudah berlalu. Aku sudah bisa mencari cara kebahagiaan ku sendiri. Aku sudah mulai membuka hati pertemanan dengan rekan-rekan sekelompokku. Ternyata, aku sangat beruntung berada di tengah-tengah mereka. Mereka sangat baik, humoris, dan tidak segan untuk saling mengajak jalan antara satu dengan lainnya. Berada bersama mereka membuatku nyaman dan lebih menikmati hari-hariku di Desa sejuk itu.
Tiga hari berlalu. Belum ada program kerja yang akan kami lakukan. Hanya menikmati suasana alam di sekitar desa, berkunjung ke posko kelompok lain, ada yang asyik dengan games play stationnya, ada yang jalan santai bersama masyarakat desa, bahkan kami pun menyempatkan diri untuk mencari tempat pemancingan di kala sore hari. Sekarang aku sudah mulai mengerti cara menikmatinya. Begitu indah dan serasa memiliki keluarga baru di desa hijau nan sejuk itu.
Waktu yang telah berlalu semakin meninggalkan jejak kenangan di antara kami. Begitu banyak canda tawa maupun saling bertukar cerita di antara satu dengan yang lainnya. Ada kalanya, kita menonton film bersama dalam sebuah laptop kecil, ada kalanya kita makan sepiring berdua, ada kalanya kita teriak bersama ketika lampu yang tiba- tiba mati karena tidak kuat menahan beban listrik dan ada kalanya kita saling mengantri hanya untuk mendapatkan kesempatan menggunakan fasilitas kamar mandi. Tapi , yang membuat saya merasa nyaman lagi. Tidak satupun di antara mereka yang merasa marah ataupun tidak nyaman dengan kondisi kita yang serba seadanya. Semua saling menikmati, semua saling menguatkan, semua saling membahagiakan. Itulah kami.
Selasa 26 Maret 2013. Di saat saya dan teman-teman sudah mulai merasa nyaman, di saat kami sudah mulai menyusun program baru yang akan kita jalankan bersama. Ada sebuah tantangan baru menabrak kehidupan saya disana. Sebuah kabar akan di adakannya dua event besar-besaran yang akan dilaksanakan hari Jumat, tanggal 29 Maret 2013. Yah, hanya tinggal 3 hari lagi untuk mempersiapkan event tersebut. Dan yang lebih membuat saya terheran-heran lagi, event tersebut di tangani oleh 7 panitia perwakilan setiap kelompok di desa Cilawu. Dan salah satunya itu adalah saya. Beban berat yang harus saya jalani, di samping tugas awal saya sebagai mahasiswi KKN, di tambah lagi sebagai panitia dadakan yang memiliki job penting yakni sekretaris dan harus menyelesaikan acara tersebut dalam waktu yang sangat singkat. Disanalah sebiuah mental dan fisik saya teruji. Ketika di awal saya terlalu menikmati panorama dan kebahagiaan baru bersama teman saya. Sekarang saatnya saya harus memutar otak menguras tenaga untuk mempersiapkan acara Pagelaran dan Tabligh Akbar se-Kecamatan Cilawu.
Beban berat sedang saya pikul. Berbagai tekanan muncul dari setiap bagian. Bukan hanya air mata saja yang mengalir, menandakan keterbatasan kemampuan saya menyelesaikan tugas ini. Namun juga ketika kesehatan saya mulai drop dan mental saya mulai down. Dan Rumah Sakit Garut lah penolongnya. Saya merasa lemah dan sangat sakit hati dengan adanya acara tersebut. Segala cacian terkeluar dari hati saya terhadap kampus yang menjadi pilihan saya beberapa bulan yang lalu ini. Bagaimana mungkin, niat saya yang awalnya ingin memenuhi tugas untuk kuliah kerja nyata, sekarang bertambah beban sebagai sekretaris panitia dadakan. Namun, tidak semua bisa dipandang dari segi negative, peristiwa ini mendapat perhatian lebih dari dosen-dosen dan rekan-rekan saya yang lainnya. Tiada hentinya mereka memberikan motivasi, menguatkan saya di saat saya mulai pasrah akan segala kemungkinan yang terjadi.
Kamis, 28 Maret 2013. Di sela-sela hari-hari kekacauan yang saya lewati, Allah selalu hadir memberikan sedikit air untuk melepaskan dahaga ku terhadap kebahagiaan. Allah menghadirkan pembimbing KKN beserta teman-teman yang sangat menyenangkan. Tepat di malam itu, kita memutuskan untuk melepaskan beban pikiran sejenak dan bersenang-senang di salah satu pemandian air panas di kawasan daerah Garut. Semua beban serasa hilang seiring jatuhnya air yang membasahi sekujur tubuh lemah ini. Begitu banyak moment bahagia yang saya alami di malam itu, tidak terlewatkan lagi untuk mengabadikannya di setiap kamera documenter kami. Tidak ada yang bisa melukiskan tawa bahagia kami. Canda tawa kami lewati dengan santai dan penuh bahagia. Setelah kami mulai lelah berendam dan berenang di kolam tersebut, kami segera bergegas berganti pakaian dan siap untuk mencari tempat makan terdekat di daerah itu. Tepat pada suatu warung makan kecil kami memilih membahagiakan perut lapar kami dengan hidangan menu ala kadarnya. Apapun itu, saya bahagia berada di moment tersebut beserta teman-teman dan pembimbing yang melengkapi kebahagiaan tersebut.
Dan hari stress itupun kembali tiba, Jumat 29 Maret 2013. Ada perasaan takut dalam diri saya jika acara ini tidak dapat berlangsung dengan baik. Namun segala motivasi dan kepercayaan orang-orang sekitar saya yang membuat saya bangkit lagi dan siap menghadapi semua masalah yang ada. Acara pertama yaitu pagelaran perlombaan se-kecamatan Cilawu. Dengan berniatkan bismillah, acara tersebut berjalan dengan lancar. Rasa haru dan bahagia menghiasi wajah kami ketujuh panitia dadakan ini. Namun, kami tidak bisa terlarut dalam moment ini. Karena kami harus segera bergegas untuk menyiapkan acara kami yang kedua yakni Tabligh Akbar. Semua hal yang bisa aku lakukan, akan aku lakukan. Apapun demi kelancaran acara tersebut. Tidak terfikirkan lagi untuk sekedar menyentuh sesuap nasi selama satu hari itu. Bahkan aku serasa di buat lupa akan kesehatan ku yang sempat memburuk dan berujung di Rumah Sakit Garut itu. Tiada hal lain yang aku pikirkan, hanya ingin segera melepaskan beban ini.
Di malam itu, tepat acara Tabligh Akbar diselenggarakan. Hujan yang sangat deras mengguyur Desa Hijau nan sejuk itu. Sudah aku duga, acara ini tepat pada suatu inti kekacauan. Dimana tidak ada satupun masyarakat yang menghadiri acara tersebut, bahkan penceramahnya pun membatalkan perjanjiannya di acara tersebut. Ada perasaan kecewa terhadap hasil kerja ku saat itu. Karena acaraku gagal dan aku sudah melewatkan beberapa waktu makan ku demi acara ini. Namun disisi lain, hati kecilku tersenyum kecil. Aku sangat puas akhirnya acara ini menjadi cambuk bagi mereka yang memberi ide atas acara dadakan tersebut. Smeoga kejadian ini bisa di jadikan pelajaran dan pengalaman bagi saya, rekan panitia, dan tim manajemen lainnya.
Sabtu, 30 Maret 2013. Acara puncak telah tiba. Perayaan Dies Natalis, hari ulang tahun kampus kami tercinta Politeknik LP3I Bandung sekaligus penutupan KKN Tematik di Kota Garut. Disatu sisi, ada perasaan senang karena rasa kangen yang menumpuk terhadap sahabat-sahabat Humas akan segera terbayarkan. Namun, sebenarnya aku masih ingin lebih lama lagi menikmati indahnya pedesaan bersama keluarga baru dalam kehidupanku. Tapi semuanya sudah memiliki ketentuan. Semuanya memang diperuntukkan menjadi kenangan. Walaupun semuanya sekarang sudah menjalani kehidupannya masing-masing seperti dulu lagi, namun tali silaturahmi di antara kami tidak akan pernah terputus. Kami akan tetap menjadi keluarga bukan hanya sepuluh hari tapi untuk selamanya walupun hanya akan menjadi kenangan dan pengalaman. Terima kasih Politeknik LP3I Bandung atas kesempatannya memberikan saya pengalaman KKN yang berari, terima kasih Desa Mangkurakyat Kecamatan Cilawu atas semua panorama yang mendukung keindahan kenangan saya disana, terima kasih atas kebersamaan rekan-rekan Kelompok 11.