“Krik
Krik” Kelompok 11 Desa Mangkurakyat,
Kec. Cilawu, Kota Garut
Kec. Cilawu, Kota Garut
P2M (Pengabdian diri
Pada Masyarakat) atau yang biasa di kenal dengan sebutan KKN (Kuliah Kerja
Nyata). Dua istilah yang berbeda namun mengandung arti yang sama. Itulah salah
satu kegiatan wajib yang harus aku ikuti di Politeknik LP3I Bandung ini. Segala
keluhan dan pemikiran yang negative tentang hari-hari baru yang akan aku jalani
pun mulai meracuni pikiranku seiring berjalannya waktu mendekati hari H
tersebut. Alhamdulillah, aku salah satu yang beruntung bisa satu kelompok
dengan salah satu rekan Humasku. Sebut saja Rika. Kami berdua akan memulai
kehidupan yang baru bersama orang-orang baru pula di sebuah Desa Mangkurakyat,
Kecamatan Cilawu, Kota Garut.
22 maret 2013. Yah,
hari itu pun tiba. Saatnya menarik koper ke sebuah Truk TNI. Tanpa berpikir
panjang, aku langsung memasuki lorong truk tersebut. Padat dan terasa sumpek.
Penuh dengan beberapa orang yang mungkin tidak begitu saling mengenal antara
satu sama lain. Aku nekatkan diri untuk saling bertegur sapa, bercanda, dan
bertukar cerita dengan beberapa teman seangkatanku di truk tersebut. Yah, hanya
teman seangkatan saja dulu untuk sementara. Hatiku belum tersentuh untuk saling
bertegur sapa dengan seniorku, mungkin nanti.Badmood Part 1.
Tempat persinggahan
kami yang pertama adalah sebuah pendopo yang terletak tidak jauh dari sebuah
alun-alun kota Garut. Begitu truk yang membawaku bersandar di lantai aspal
pendopo, aku segera bergegas turun untuk menemui sahabat-sahabat terbaikku di
Humas. Yah, siapa lagi yang akan aku temui selain mereka. Bosan ataupun tidak,
aku rasa tidak ada pilihan lain selain menyetorkan wajahku pada mereka yang ku sayang.
Serasa berat untuk membiasakan hidup jauh tanpa mereka. Tak bisa terbayangkan
bagaimana hidupku nantinya dengan orang-orang baru, apalagi bergabung dengan
senior maupun teman-teman dari prodi lain, dan yang paling ku rasa begitu
berat, adalah beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Badmood Part 2 .
Terik sang surya yang
berdiri tegak di atas ubun-ubun kepalaku membuat aku semakin mantap
mengurungkan senyumku. Tiba saatnya aku berada di sebuah kantor desa
Mangkurakyat. Ku lihat sekeliling sekelompok anak yang asyik bermain bola, dan
beberapa di antaranya yang terlihat penasaran dengan kedatangan kami. Di tambah
lagi suasana rekan-rekan sekelompok yang mulai sibuk dengan urusan
masing-masing, ada yang sibuk dengan barang bawaannya, ada yang asyik
berfoto-foto, dan hanya aku yang duduk termenung memandangi kalender
handphoneku. Kapan saatnya pulang ? Badmood Part 3.
Hari terus berganti
dengan seenaknya. Tidak terasa dua hari sudah berlalu. Aku sudah bisa mencari
cara kebahagiaan ku sendiri. Aku sudah mulai membuka hati pertemanan dengan
rekan-rekan sekelompokku. Ternyata, aku sangat beruntung berada di
tengah-tengah mereka. Mereka sangat baik, humoris, dan tidak segan untuk saling
mengajak jalan antara satu dengan lainnya. Berada bersama mereka membuatku
nyaman dan lebih menikmati hari-hariku di Desa sejuk itu.
Tiga hari berlalu.
Belum ada program kerja yang akan kami lakukan. Hanya menikmati suasana alam di
sekitar desa, berkunjung ke posko kelompok lain, ada yang asyik dengan games
play stationnya, ada yang jalan santai bersama masyarakat desa, bahkan kami pun
menyempatkan diri untuk mencari tempat pemancingan di kala sore hari. Sekarang
aku sudah mulai mengerti cara menikmatinya. Begitu indah dan serasa memiliki
keluarga baru di desa hijau nan sejuk itu.
Waktu yang telah
berlalu semakin meninggalkan jejak kenangan di antara kami. Begitu banyak canda
tawa maupun saling bertukar cerita di antara satu dengan yang lainnya. Ada
kalanya, kita menonton film bersama dalam sebuah laptop kecil, ada kalanya kita
makan sepiring berdua, ada kalanya kita teriak bersama ketika lampu yang tiba-
tiba mati karena tidak kuat menahan beban listrik dan ada kalanya kita saling
mengantri hanya untuk mendapatkan kesempatan menggunakan fasilitas kamar mandi.
Tapi , yang membuat saya merasa nyaman lagi. Tidak satupun di antara mereka
yang merasa marah ataupun tidak nyaman dengan kondisi kita yang serba seadanya.
Semua saling menikmati, semua saling menguatkan, semua saling membahagiakan.
Itulah kami.
Selasa 26 Maret 2013.
Di saat saya dan teman-teman sudah mulai merasa nyaman, di saat kami sudah
mulai menyusun program baru yang akan kita jalankan bersama. Ada sebuah
tantangan baru menabrak kehidupan saya disana. Sebuah kabar akan di adakannya
dua event besar-besaran yang akan dilaksanakan hari Jumat, tanggal 29 Maret
2013. Yah, hanya tinggal 3 hari lagi untuk mempersiapkan event tersebut. Dan
yang lebih membuat saya terheran-heran lagi, event tersebut di tangani oleh 7
panitia perwakilan setiap kelompok di desa Cilawu. Dan salah satunya itu adalah
saya. Beban berat yang harus saya jalani, di samping tugas awal saya sebagai mahasiswi
KKN, di tambah lagi sebagai panitia dadakan yang memiliki job penting yakni
sekretaris dan harus menyelesaikan acara tersebut dalam waktu yang sangat
singkat. Disanalah sebiuah mental dan fisik saya teruji. Ketika di awal saya
terlalu menikmati panorama dan kebahagiaan baru bersama teman saya. Sekarang
saatnya saya harus memutar otak menguras tenaga untuk mempersiapkan acara
Pagelaran dan Tabligh Akbar se-Kecamatan Cilawu.
Beban berat sedang saya
pikul. Berbagai tekanan muncul dari setiap bagian. Bukan hanya air mata saja
yang mengalir, menandakan keterbatasan kemampuan saya menyelesaikan tugas ini.
Namun juga ketika kesehatan saya mulai drop dan mental saya mulai down. Dan
Rumah Sakit Garut lah penolongnya. Saya merasa lemah dan sangat sakit hati dengan
adanya acara tersebut. Segala cacian terkeluar dari hati saya terhadap kampus
yang menjadi pilihan saya beberapa bulan yang lalu ini. Bagaimana mungkin, niat
saya yang awalnya ingin memenuhi tugas untuk kuliah kerja nyata, sekarang
bertambah beban sebagai sekretaris panitia dadakan. Namun, tidak semua bisa
dipandang dari segi negative, peristiwa ini mendapat perhatian lebih dari
dosen-dosen dan rekan-rekan saya yang lainnya. Tiada hentinya mereka memberikan
motivasi, menguatkan saya di saat saya mulai pasrah akan segala kemungkinan
yang terjadi.
Kamis, 28 Maret 2013.
Di sela-sela hari-hari kekacauan yang saya lewati, Allah selalu hadir
memberikan sedikit air untuk melepaskan dahaga ku terhadap kebahagiaan. Allah
menghadirkan pembimbing KKN beserta teman-teman yang sangat menyenangkan. Tepat
di malam itu, kita memutuskan untuk melepaskan beban pikiran sejenak dan
bersenang-senang di salah satu pemandian air panas di kawasan daerah Garut.
Semua beban serasa hilang seiring jatuhnya air yang membasahi sekujur tubuh
lemah ini. Begitu banyak moment bahagia yang saya alami di malam itu, tidak
terlewatkan lagi untuk mengabadikannya di setiap kamera documenter kami. Tidak
ada yang bisa melukiskan tawa bahagia kami. Canda tawa kami lewati dengan
santai dan penuh bahagia. Setelah kami mulai lelah berendam dan berenang di
kolam tersebut, kami segera bergegas berganti pakaian dan siap untuk mencari
tempat makan terdekat di daerah itu. Tepat pada suatu warung makan kecil kami
memilih membahagiakan perut lapar kami dengan hidangan menu ala kadarnya.
Apapun itu, saya bahagia berada di moment tersebut beserta teman-teman dan
pembimbing yang melengkapi kebahagiaan tersebut.
Dan hari stress itupun kembali
tiba, Jumat 29 Maret 2013. Ada perasaan takut dalam diri saya jika acara ini
tidak dapat berlangsung dengan baik. Namun segala motivasi dan kepercayaan
orang-orang sekitar saya yang membuat saya bangkit lagi dan siap menghadapi
semua masalah yang ada. Acara pertama yaitu pagelaran perlombaan se-kecamatan
Cilawu. Dengan berniatkan bismillah, acara tersebut berjalan dengan lancar.
Rasa haru dan bahagia menghiasi wajah kami ketujuh panitia dadakan ini. Namun,
kami tidak bisa terlarut dalam moment ini. Karena kami harus segera bergegas
untuk menyiapkan acara kami yang kedua yakni Tabligh Akbar. Semua hal yang bisa
aku lakukan, akan aku lakukan. Apapun demi kelancaran acara tersebut. Tidak
terfikirkan lagi untuk sekedar menyentuh sesuap nasi selama satu hari itu.
Bahkan aku serasa di buat lupa akan kesehatan ku yang sempat memburuk dan
berujung di Rumah Sakit Garut itu. Tiada hal lain yang aku pikirkan, hanya
ingin segera melepaskan beban ini.
Di malam itu, tepat
acara Tabligh Akbar diselenggarakan. Hujan yang sangat deras mengguyur Desa
Hijau nan sejuk itu. Sudah aku duga, acara ini tepat pada suatu inti kekacauan.
Dimana tidak ada satupun masyarakat yang menghadiri acara tersebut, bahkan
penceramahnya pun membatalkan perjanjiannya di acara tersebut. Ada perasaan
kecewa terhadap hasil kerja ku saat itu. Karena acaraku gagal dan aku sudah
melewatkan beberapa waktu makan ku demi acara ini. Namun disisi lain, hati
kecilku tersenyum kecil. Aku sangat puas akhirnya acara ini menjadi cambuk bagi
mereka yang memberi ide atas acara dadakan tersebut. Smeoga kejadian ini bisa
di jadikan pelajaran dan pengalaman bagi saya, rekan panitia, dan tim manajemen
lainnya.
Sabtu, 30 Maret 2013.
Acara puncak telah tiba. Perayaan Dies Natalis, hari ulang tahun kampus kami
tercinta Politeknik LP3I Bandung sekaligus penutupan KKN Tematik di Kota Garut.
Disatu sisi, ada perasaan senang karena rasa kangen yang menumpuk terhadap
sahabat-sahabat Humas akan segera terbayarkan. Namun, sebenarnya aku masih
ingin lebih lama lagi menikmati indahnya pedesaan bersama keluarga baru dalam
kehidupanku. Tapi semuanya sudah memiliki ketentuan. Semuanya memang
diperuntukkan menjadi kenangan. Walaupun semuanya sekarang sudah menjalani
kehidupannya masing-masing seperti dulu lagi, namun tali silaturahmi di antara
kami tidak akan pernah terputus. Kami akan tetap menjadi keluarga bukan hanya
sepuluh hari tapi untuk selamanya walupun hanya akan menjadi kenangan dan
pengalaman. Terima kasih Politeknik LP3I Bandung atas kesempatannya memberikan
saya pengalaman KKN yang berari, terima kasih Desa Mangkurakyat Kecamatan
Cilawu atas semua panorama yang mendukung keindahan kenangan saya disana,
terima kasih atas kebersamaan rekan-rekan Kelompok 11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar