Senin, 25 November 2013

JILBAB tidak ada hubungannya dengan MORAL

Dalam pandangan masyarakat, perempuan yang berjilbab itu adalah seseorang yang mempunyai akhlak yang baik, alim, anggun, rajin sholat, rajin menghadiri pengajian, dermawan, dan sifat-sifat keshalihan lainnya.Bisa jadi perempuan muslimah memang seperti itu. 

Lantas, bagaimana dengan perempuan yang tidak berjilbab ? 
Yang mungkin akhlaknya lebih baik dari wanita yang berjilbab, tetap saja dipandang tak sebaik dengan perempuan berjilbab, hal yang lumrah dan spontanitas terlintas dalam benak.Akibatnya, ketika ada seseorang yang berjilbab dan tingkah lakunya berbanding terbalik dengan akhlaknya, seketika pandangan masyarakat mengenai perempuan yang berjilbab sangat negative sekali.

Sebenarnya pengidentikkan jilbab dengan keshalihan adalah salah kaprah dalam pandangan masyarakat. Oke, memang benar adanya bahwa perempuan yang shalih adalah perempuan yang menjalankan agamanya dengan baik, tentu saja dengan menggunakan jilbab salah satunya. 

Namun, tidak ada perempuan yang suci dan bersih tanpa dosa dan kesalahan. Seorang perempuan muslim juga manusia biasa yang mungkin sering melanggar aturannya karena terpengaruh zaman. Hanya saja seorang perempuan muslim selalu berusaha mengaplikasikan keshalihannya dengan baik dan meminimalisir kesalahannya.Karena saya salah satu orang yang meyakini bahwa JILBAB tidak ada hubungannya dengan AKHLAK.


Loh kok bisa ???Berjilbab adalah murni kewajiban dan perintah Allah SWT kepada semua perempuan muslim tanpa terkecuali. Jadi, selama ia beragama islam maka wajib baginya untuk berjilbab.Tentu saja yang tidak berjilbab adalah konsekuensi dirinya sendiri, Jika seseorang tidak menjalankan perintah maka sanksinya adalah dosa.

Lalu, bagaimana dengan moral ? Moral yang baik adalah tuntutan sosial dalam masyarakat disamping merupakan ajaran agama. Namun, jika di kaitkan dengan jilbab tentulah tidak ada kaitannya.
So .. okelah masih ada perempuan yang mengatakan yang penting akhlak dulu atau jilbabin hati, tapi konteks kewajiban disini adalah keharusan seseorang menjilbabi auratnya kemudian disusul dengan menjilbabi hatinya.

Kemudian bagaimana dengan Search Engine di internet dan kebetulan melewati judul-judul aneh semacam "Jilbab bugil", "Sex Jilbab", dan lain sebagainya. Bahkan di dalam keseharian kita menemukan perempuan berjilbab tapi bergaulnya denga lawan jenis, dan jangan terlalu memvonis bahwa perempuan jilbab itu rusak. Karena sekali lagi itu tidak ada hubungannya dengan jilbab, itu murni moralitas orangnya yang rusak. 

Jadi kesimpulannya, jilbab adalah wajib dikenakan semua muslimah yang telah baligh. Sedangkan moral adalah sesuatu yang dituntut dalam kehidupan sosial.Maka itulah yang harus diketahui muslimah terlebih dahulu, adapun setelahnya jika ia tidak mengenakan atau melakukan moral yang buruk cukup menasehatinya dan bebaslah tugas kita untuk saling mengingatkan.Soal jilbabnya lebar, kecil, bajunya ketat, longgar, itu masalah tersendiri lagi yang berhubung dengan tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang.Karena berjilbab bukan soal kesiapan hati atau pun akhlak, berjilbab adalah kewajiban dan identitas diri kita sebagai seorang muslimah.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar